Senin, 17 November 2008

Gendut Akibat Kurang Hormon?
Oleh admin
Kamis, 19 Juni 2008 14:12:05 Klik: 5681 Kirim-kirim Print version

“Suami berumur 38, saya 35 tahun. Kami sudah menikah selama empat tahun dan belum dikaruniai anak. Suami gemuk sekali, jarang bergairah sehingga kami jarang sekali melakukan hubungan intim. Saya pernah membaca bahwa pria yang gemuk akan mengalami masalah seks dan kesuburan.

Pertanyaan saya, apakah karena suami gemuk sehingga jarang bergairah dan saya belum juga hamil? Suami sudah mengatur diet, mengurangi makan, tetapi mengapa masih tetap gemuk?

Bagaimana meningkatkan gairah seks suami agar kami bisa lebih sering melakukan hubungan intim?”
S.E., Yogyakarta



Kenali Gejalanya
Masalah kegemukan dapat menimbulkan akibat yang merugikan dalam banyak aspek kehidupan. Kegemukan bukan hanya masalah estetika dan hambatan gerak saja, tetapi menyangkut kaitan yang lebih jauh dan serius. Kegemukan bukan hanya soal kelebihan berat badan, tetapi terkait dengan penyebab dasarnya.

Kalau kegemukan hanya karena pola makan yang salah, mungkin dapat segera diatasi dengan mengubah pola makan, itu pun tidak selalu mudah. Namun, kalau kegemukan berkaitan dengan gangguan atau penyakit tertentu, tentu saja tidak dapat diatasi hanya dengan mengatur pola makan.

Salah satu gangguan atau penyakit yang menyebabkan kegemukan ialah kekurangan hormon testosteron. Kalau terjadi kekurangan hormon testosteron, beberapa gejala muncul.

Gejala itu antara lain terjadi kegemukan terutama di daerah perut, dorongan seksual menurun atau hilang, ereksi terganggu, mudah lelah, kesuburan terganggu, tidak bertenaga, dan kehilangan gairah hidup. Pada dasarnya berbagai gejala dan keluhan yang muncul akhirnya mengganggu kualitas hidup.

Periksa Fisik dan Laboratorium
Memang tidak semua orang yang kegemukan mengalami gejala atau tanda seperti di atas. Artinya, walaupun sama-sama mengalami kegemukan, tidak semua mengalami gejala atau keluhan yang sama. Kalau penyebabnya bukan karena kekurangan hormon testosteron, tidak semua gejala di atas muncul.

Meski suami Anda mengalami kegemukan, belum tentu merasakan gejala di atas. Namun, ternyata ada gejala yang mengarah pada kecurigaan bahwa suami kekurangan hormon testosteron, yaitu dorongan seksual yang lemah sehingga jarang melakukan hubungan seksual, dan Anda belum hamil yang mungkin karena kesuburan suami terganggu.

Untuk memastikan tentu diperlukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Kalau benar terjadi kekurangan hormon testosteron, suami memerlukan pengobatan hormon.
Dari hasil pemeriksaan bisa ditentukan bagaimana kemungkinan hasil pengobatan terhadap kegemukan, dorongan seksual, kesuburan, dan berbagai aspek lain yang berkaitan dengan kualitas hidup. Ada perbedaan hasil pengobatan antara kekurangan hormon testosteron yang terjadi sejak sebelum pubertas, setelah dewasa, dan pada usia lanjut.

Saya sarankan suami Anda segera berkonsultasi lebih lanjut untuk menjalani pemeriksaan. @

Berita Seksologi Lainnya

Tidak ada komentar: