Konsep sehat dan upaya kesehatan yang dianut dunia telah banyak bergeser. Di Indonesia, pergeseran cara penanganan kesehatan masyarakat tak bisa cepat diikuti karena kekurangan orang yang mampu menerjemahkan berbagai konsep kesehatan menjadi kebijakan yang bisa diterapkan.
Hal itu mengemuka dalam diskusi "Masalah Kesehatan Nasional" yang diprakarsai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) dalam rangka ulang tahunnya ke-36, Senin (1/7). Diskusi diikuti para pakar kesehatan masyarakat dari berbagai universitas, anggota DPR, organisasi nonpemerintah maupun pejabat instansi terkait dengan kesehatan.
Dekan FKM-UI Prof Dr dr Sudarto Ronoatmodjo menyatakan, sistem kesehatan yang dulu ditujukan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental kini bergeser untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya (goodness) dengan perbedaan antar-individu dan kelompok sekecil mungkin (fairness).
Upaya kesehatan, demikian guru besar FKM-UI Prof dr Does Sampoerno MPH menambahkan, kini tidak lagi sebagai health program for survival tetapi sebagai health program for human development. "Untuk mempertahankan dan meningkatkan upaya pembangunan diperlukan sumber daya manusia yang tidak sekadar tidak sakit, tetapi sehat dan produktif. Tahun 1988 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan unsur sehat/produktif sosial dan ekonomi dalam definisi sehat," papar Does.
Indikator kemajuan suatu negara yang digunakan internasional adalah Human Development Index (HDI), terdiri dari kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Tahun 1990 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencanangkan Decade of Human Development dan tahun 1992 dinyatakan sebagai The Year of Human Development.
Untuk itu, upaya kesehatan tidak lagi hanya kuratif tetapi juga promotif dan preventif. Upaya kesehatan untuk pembangunan manusia bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan melainkan perlu kerja sama lintas sektor. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 menyatakan, tujuan pembangunan untuk meningkatkan SDM berkualitas. Tetapi kebijakan penyelenggaraan upaya kesehatan masih belum berubah, masih menekankan upaya kesehatan kuratif.
Perubahan baru dicanangkan secara resmi pada Rapat Kerja Kesehatan Masyarakat 1 Maret 1999. Presiden (ketika itu) Habibie mencanangkan Gerakan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan. Juga Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu Paradigma Sehat dan Indonesia Sehat 2010.
Sosialisasi tak lancar
Keterbatasan dana menyebabkan upaya penyebarluasan paradigma sehat dan kebijakan program Indonesia Sehat 2010 tidak lancar. Krisis berkepanjangan dan banjir menguras dana Departemen Kesehatan. Upaya kesehatan yang semula ditekankan pada upaya "penyelamatan dan reformasi" terasa lebih banyak pada "penyelamatan" lewat Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK).
Analisa dan pembahasan kebijakan baru serta upaya sosialisasi makin kabur. Peraturan pemerintah yang memuat kebijakan kesehatan tingkat pusat dan provinsi tidak pernah dibahas secara mendalam. Bahkan, saat ini terasa kecenderungan pemerintah kabupaten dan kota menetapkan sendiri kebijakan yang terkait dengan program-program yang telah didesentralisasikan.
Menanggapi hal ini, Prof Dr dr Umar Fahmi Achmadi MPH dari FKM-UI yang kini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan menyatakan, saat ini terasa kurang orang-orang yang mampu menerjemahkan konsep-konsep menjadi kebijakan yang bisa diterapkan.
Indonesia Sehat 2010 sering keliru dipersepsikan sebagai target untuk menyehatkan seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2010. Padahal, Indonesia Sehat 2010 adalah dokumen program kesehatan yang dijalankan di Indonesia. Saat ini sedang dilakukan penjabaran pokok-pokok program menjadi program pokok, standar pelayanan minimal, juga penetapan tolok ukur dan indikator kemajuan kesehatan.
Umar mengakui kesulitan untuk menerapkan indikator kemajuan kesehatan di daerah karena ada euforia otonomi daerah. Untuk itu pihaknya melakukan roadshow ke daerah dalam rangka advokasi dan penyebarluasan program Indonesia Sehat 2010. (atk)
Minggu, 30 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar